Halo sobat blogger kali saya mau bagikan artikel "Cara Memahami Peristiwa dari Banyak Sudut Pandang".
Kita hidup di zaman yang terlalu mudah banget berprasangka.
Lihat apa di Internet, auto su'udzon.
Sudahlah, mengaku sajalah.
Saya ambil contoh sederhana, misal ada orang yang share cerita begini.
Ada bapak-bapak Gojek, tiba-tiba sedih karena orderan di cancel pelanggan karena bapak-bapak Gojek ini minta ganti uang parkir.
Mendengar cerita ini,reaksi kita apa?
Umumnya. Yah, kasihan. Pelit banget itu orang, paling uang parkir cuma 2000.
Ini kalau kita ambil kisah dari 1 sudut pandang cerita. BANYAK BIAS DI INTERNET.
Tapi coba kita gali lagi dari sisi seberang, sisi orang yang order.
Saya ada temen, orangnya baik banget. Kalau kasih tips ke driver, tidak perhitungan. Apalagi kalau drivernya sopan dan mau antar pesanan sampai kantor tempat dia kerja (yang letaknya di lantai 20an).
Cuma kebaikan dia ini bisa pudar jika si driver malah minta tips atau ganti uang parkir.
Ada tipe orang yang mikir "tidak usah minta pak, malah terkesan tidak sopan, seakan-akan saya tega banget membiarkan bapak bayar parkir sendiri".
Jadi kalau minta, malah orangnya males kasih.
Atau contoh lain misalnya begini.
Ada orang order, minta di cancel karena memang uangnya hanya cukup untuk bayar makan aja, tidak cukup bayar parkir. Misalnya aja dia emang KEPAKSA banget pakai gofood, itupun uangnya pas-pasan banget. Anggaplah dia misal lagi nunggu keluarga di rumah sakit, dompetnya baru kecopetan, dan uang di saku dia ya tinggal seadanya.
Who knows? Ya biar ber prasangka baik, di otak kita mesti ada ribuan alasan untuk menggambarkan kebaikan dong.
Nah, kalau ceritanya dari dua sisi gini. Kita mau nyalahin siapa?
- Kita tidak tau kejadian aslinya
- Kita tidak tau juga kan driver gojek ini minta uang parkirnya sopan apa tidak.
- Kita tidak tau juga apa orang yang order ini cara cancelnya baik-baik.
Kita serba tidak tau, karena BIAS INFORMASI.
Sekian dulu ya sobat semoga artikel ini membantu dan bermanfaat..terima kasih.
Kita hidup di zaman yang terlalu mudah banget berprasangka.
Lihat apa di Internet, auto su'udzon.
Sudahlah, mengaku sajalah.
Saya ambil contoh sederhana, misal ada orang yang share cerita begini.
Ada bapak-bapak Gojek, tiba-tiba sedih karena orderan di cancel pelanggan karena bapak-bapak Gojek ini minta ganti uang parkir.
Mendengar cerita ini,reaksi kita apa?
Umumnya. Yah, kasihan. Pelit banget itu orang, paling uang parkir cuma 2000.
Ini kalau kita ambil kisah dari 1 sudut pandang cerita. BANYAK BIAS DI INTERNET.
Tapi coba kita gali lagi dari sisi seberang, sisi orang yang order.
Saya ada temen, orangnya baik banget. Kalau kasih tips ke driver, tidak perhitungan. Apalagi kalau drivernya sopan dan mau antar pesanan sampai kantor tempat dia kerja (yang letaknya di lantai 20an).
Cuma kebaikan dia ini bisa pudar jika si driver malah minta tips atau ganti uang parkir.
Ada tipe orang yang mikir "tidak usah minta pak, malah terkesan tidak sopan, seakan-akan saya tega banget membiarkan bapak bayar parkir sendiri".
Jadi kalau minta, malah orangnya males kasih.
Atau contoh lain misalnya begini.
Ada orang order, minta di cancel karena memang uangnya hanya cukup untuk bayar makan aja, tidak cukup bayar parkir. Misalnya aja dia emang KEPAKSA banget pakai gofood, itupun uangnya pas-pasan banget. Anggaplah dia misal lagi nunggu keluarga di rumah sakit, dompetnya baru kecopetan, dan uang di saku dia ya tinggal seadanya.
Who knows? Ya biar ber prasangka baik, di otak kita mesti ada ribuan alasan untuk menggambarkan kebaikan dong.
Nah, kalau ceritanya dari dua sisi gini. Kita mau nyalahin siapa?
- Kita tidak tau kejadian aslinya
- Kita tidak tau juga kan driver gojek ini minta uang parkirnya sopan apa tidak.
- Kita tidak tau juga apa orang yang order ini cara cancelnya baik-baik.
Kita serba tidak tau, karena BIAS INFORMASI.
Sekian dulu ya sobat semoga artikel ini membantu dan bermanfaat..terima kasih.
Comments
Post a Comment